Bulu kucing berbahaya, mitos atau fakta?

Hello Cat lovers!

Sudah lama tak bersua T^T
Tammy sibuk mencari nafkah supaya bisa makan Sashimi salmon, maaf ya kawan-kawanku semua.

Tapi kali ini Tammy ingin bercerita…
Beberapa hari yang lalu Tammy melamar pekerjaan di sebuah website portal informasi medis sebagai penulis konten website mereka. Lalu, HRD mereka menghubungi Tammy dan memberikan Tammy beberapa tugas untuk dikerjakan sebagai test. Kemudian seekor kucing ganteng berbulu lebat berwarna hitam dengan taring mencuat lewat… Oooppss maaf salah fokus wkwkkwkw

Maksudnya setelah itu Tammy membaca beberapa artikelnya dan ada satu artikel yang ingin Tammy bantah, tentang bulu kucing berbahaya. Menurut portal informasi medis tersebut, bulu kucing dapat menyebarkan Toxoplasmosis melalui air liur yang menempel di bulu. Nah sebenarnya itu dapat disanggah loh. Toxoplasmosis bisa menyebar melalui bulu hanya kalau feces Si Puss yang terinfeksi oleh Toxoplasmosis menempel pada bulu. Karena Toxoplasmosis disebarkan melalui feces atau poop.

Bukan hanya kucing saja yang dapat menyebarkan Toxoplasma. Hewan lain seperti tikus, unggas bahkan anjing juga bisa terjangkit protozoa ini dan menularkannya ke manusia. Sebenarnya bahaya dari bulu kucing ini hanya menyebabkan alergi, itupun hanya dapat terjadi apabila kita memiliki alergi terhadap bulu hewan. Selain itu, kucing juga menyebarkan penyakit lain seperti ringworm dan scabiesis apabila lingkungan tempat tinggal kita tidak kita jaga kebersihannya.

Nah berikut ini tips untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut diatas:

1. Jangan biarkan rumah kalian kotor, apalagi lembab!
Rumah yang lembab dan kotor itu sarangnya berbagai macam penyakit. Kucing yang terkena ringworm biasanya diakibatkan karena Si Puss suka berdiam ditempat lembab dan kotor. Jadi kalian sebagai manusia harus rajin bersih-bersih. Selain itu rumah yang lembab juga tempat bersarangnya berbagai macam penyakit loh…

2. Jangan biarkan kucing dalam rumah kontak dengan kucing diluar rumah.
Kucing diluar rumah, baik yang liar maupun setengah liar, bisa jadi perantara protozoa Toxoplasma gondii yang terkenal itu. Kucing yang didalam rumah baiknya stay di dalam, jangan dibiarkan kontak atau bersentuhan atau kawin dengan yang diluar, karena bisa menjadi salah satu faktor penyebab mereka tertular Toxoplasmosis. (Baca juga: Toxoplasmosis dan Pencegahannya)

Lalu, kucing yang ada baik didalam maupun diluar rumah sebaiknya diberikan pakan dan air minum yang sudah matang. Makanan dan air minum mentah juga bisa menyebarkan Toxoplasmosis loh. Kalian juga sebagai manusia jangan suka minum atau makanan mentah. Cuci yang bersih semua sayur yang akan dikonsumsi mentah.

3. Alergi
Sebelum memelihara kucing sebaiknya kalian harus terlebih dahulu mengetahui kalian memiliki alergi. Kalian bisa melakukan tes laboratorium untuk memastikan bahwa kalian tidak memiliki alergi terhadap bulu hewan. Kalau masih ingin memelihara kucing, Siberian, Bengal dan Balinese merupakan ras kucing yang hypoallergenic atau tidak menimbulkan reaksi alergi.

CMIIW. Segitu dulu Tammy tumpahkan kekesalan Tammy.
Tunggu aksi Tammy selanjutnya dan jangan lupa join Tammy di Cat Lovers Jakarta Meetup dari meetup.com untuk sharing-sharing gratis mengenai masalah kucing.

Selamat sore semuanyaaa… Semoga pussnya sehat terus :3

Tinggalkan komentar